Thursday, February 28, 2013

9 Summers 10 Autumns, Inspirasi dari Kota Batu


Buku inspiratif ini ditulis oleh Iwan Setyawan. Saya lebih suka menyebutnya buku inspiratif daripada sekedar novel. Buku ini sebaiknya ada di perpustakaan sekolah atau saya sarankan siswa diwajibkan untuk membuat resensi buku ini saat SMA. Saya pernah diminta menulis resensi buku namun sayangnya tidak ada semangat baru disana. Buku ini layak untuk dijadikan referensi dan semangat bagi seluruh pelajar di Indonesia. Bahwa dengan keterbatasan pun kita punya hak untuk sukses.

Buku ini mengisahkan Iwan sendiri, sang penulis, yang pernah bekerja sebagai seorang direktur di AC Nielsen, US. Iwan adalah putra seorang sopir angkot di Batu Malang. Angkot itupun akhirnya harus dijual untuk biaya Iwan kuliah di IPB. Ayahnya akhirnya bekerja sebagai sopir truk. Iwan dan keluarganya tinggal di rumah yang kecil di sebuah gang di kota batu. Sejak kecil Iwan dan semua kakak-kakaknya terkenal tekun belajar, sehingga dengan keadaan serba minim mereka selalu meraih rangking satu sejak SD, SMP dan SMA.

Kakak kakak Iwan hampir semuanya diterima di universitas, baik melalui pmdk maupun melalui jalur lain, namun karena minimnya biaya, tidak semua bisa langsung kuliah. Kakak tertuanya rela untuk bekerja dulu agar adiknya bisa kuliah. Iwan sendiri berhasil mendapatkan PMDK jurusan Statistika IPB. Dengan biaya kuliah seadanya, bahkan kadang Iwan rela untuk tidak makan agar bisa berbincang dengan ibunya di Batu. Iwan harus menyisihkan uang untuk tiap seminggu kali ke wartel menelepon ibunya. Ayah ibunya adalah inspirasi terbesar bagi Iwan.

Takdir hidup Iwan berubah, pendidikan mengubah nasib Iwan. Iwan akhirnya lulus dari IPB pernah bekerja di AC Nielsen Jakarta dan akhirnya pindah ke US hingga akhirnya menjadi Direktur di AC Nielsen US. Dan akhirnya keluarga Iwan pun turut membaik kehidupan dan  kesejahteraan. Mau kisah lebih lengkapnya silahkan dibaca buku ini, buku ini sebaiknya ada di setiap perpustakaan SMP atau SMA bahkan di pelosok negeri.

“Pendidikan bisa mengubah nasib dan jalan hidup seseorang”

Antara Sukses dan Kreatif


Apa jawaban yang paling sering ada dibenak anak-anak ketika ditanya apa cita citanya? Saya yakin, boleh di survey, banyak yang menjawab pengen jadi dokter, insinyur, diantara dua tadi. Salahkah? Tentu tidak, dua profesi tadi sama sama profesi yang baik. Sekarang balik kita bertanya? Apakah kalo jadi dokter atau insinyur tadi pasti sukses? Jawabannya tentu tidak. Kenapa? Karena sukses tidaknya seseorang tidak hanya ditentukan dengan profesi apa yang dia miliki, namun bagaimana ia dapat mengembangkan kreativitasnya dibidang masing-masing.

Kenapa seakan kita selalu tertinggal dibanding negara lain? Jawabannya satu, ya kreativitas. Lagi-lagi kenapa kita harus selalu mengalah untuk menggunakan panduan pengobatan dari luar, menggunakan obat-obatan yang dipatenkan negara lain. Karena kita hanya mau menggunakan tanpa mau berpikir menemukan, dan menemukan yang lebih baru. Dibidang teknologi, kita harus mau mengakui bahwa kita lah pengguna teknologi, ingat pengguna bukan mencipta, user not inventor.

Jadi mau sesukses apa kita? Jawabnya ada di pikiran kreatif, dan seberapa mau kita mengembangkan. Jika kita mau kreatif dalam hal apapun yakin bangsa ini akan semakin maju. Jangan matikan kreativitas anak, pemuda dan kita sendiri. Pikiran aneh yang anda miliki tulis saja, kalo perlu buktikan bahwa itu benar dan bisa.