Demam Berdarah merupakan penyakit
berbahaya yang banyak ditemui di Indonesia. Penyakit yang sudah puluhan tahun
lalu ditemukan, masih menebar ancaman. Musim hujan membawa bencana lain selain
banjir, yaitu demam berdarah. Sebenarnya apa yang harus dilakukan untuk
mencegah demam berdarah? Fogging (pengasapan) kah? Sebagian dari kita
menganggap fogging jalan keluar terbaik. Bahkan jika ada wabah demam berdarah
belum di fogging berarti belum dilakukan tindakan.
Pemahaman ini
boleh dikatakan keliru, meski tidak sepenuhnya. Pengasapan hanya membunuh
nyamuk dewasa. Nyamuk dewasa pun tidak akan sepenuhnya terbunuh, karena pasti
ada rumah yang tidak mau diasap. Alasannya bermacam macam, ada yang karena
malas rumahnya berbau, takut sesak, dsb.
Sebenarnya apa
tindakan sederhana yang harus kita lakukan?
3M Plus, ada yang
menyebut 4M Plus.
Program sederhana
ini sudah banyak terlupakan, bahkan tidak ada lagi iklan di TV tentang 3M yang
dulu hampir setiap saat ditayangkan. Bahaya! Masyarakat bisa lupa dan
menganggap demam berdarah bukan ancaman lagi.
Menguras, Menutup,
Mengubur, dan yang terbaru Memantau (4M) tempat penampungan air. Penampungan
air bukan hanya bak mandi. Vas bunga, tempat minum burung, kaleng bekas juga
menjadi tempat nyaman buat nyamuk.
Apa dan Bagaimana
mengantisipasi demam berdarah?
Setelah 3 M, kita
harus tahu apa dan bagaimana tanda tanda demam berdarah. Saya tidak akan
menjelaskan mengenai trombosit, dan lain-lain.
Sederhana, Panas
Badan 3-4 hari, apapun sebabnya segera ke dokter. Tak peduli hanya batuk pilek,
tenggorokan sakit, diare, atau apapun.
Jadi jika ada
keluarga atau anda sendiri yang panas 3-4 hari segera ke dokter, dan biasanya
akan segera dilakukan pemeriksaan darah. Karena banyak demam berdarah yang
tersamar dengan batuk pilek, bahkan hanya dengan keluhan diare.
Jadi waspada akan
demam berdarah. Selamatkan diri sendiri, keluarga dan lingkungan kita.