Saat itu karena menjelang pelaksanaan multievent olahraga terbesar di Asia yaitu Asian Games maka di seluruh bandara dipenuhi pernak pernik Asian Games berupa poster maskot dan sejenisnya. Oh ya, di Jakarta ini transit 3 jam dengan pesawat yang sama untuk melanjutkan penerbangan ke Banda Aceh, berhubung masih ada waktu akhirnya mencoba fasilitas terbaru di Bandara Soekarno Hatta yaitu SkyTrain Bandara yang menghubungkan T1, T2 dan T3 ultimate.
Perjalanan dilanjutkan dengan penerbangan beirkutnya dengan maskapai yang sama, take off jam 11.50 kemudian transit di medan sekitar 1 jam dan terbang kembali hingga mendarat di Bandara Banda Aceh jam 16.00. Penerbangan sebenarnya cukup nyaman namun goncangan lumayan saat penerbangan dari Medan ke Banda Aceh maklum saat itu cuaca di sekitar Medan dan Aceh sudah mulai diselimuti awan tebal. Berbeda memang dengan di Surabaya di bulan Juli masih berada di puncak musim panas.
Setelah tiba di Banda Aceh, tunggu sekitar 30-40 menit akhirnya bagasi keluar. Di sekitar Bandara Sultan Iskandar Muda ini memang tidak ada taksi seperti blue bird, dkk. Hanya ada taksi yang dikelola dan menggunakan seragam resmi. Meskipun mobilnya cukup beragam ya ada avanza, xenia. Mereka juga mau mengeluarkan tarif resmi yang sudah terpampang di Bandara tersebut ke berbagai daerah di Banda Aceh. Sebenarnya ada bus kota Trans Kutaraja, atau Trans Aceh lah namun bingung juga karena sepertinya bus ini tidak banyak dan tidak terlihat di Bandara tersebut. Untuk taksi-nya mereka mau menuliskan bukti pembayaran bila diminta. Saat itu perjalanan dari Bandara Sultan Iskandar Muda ke Hotel tempat saya menginap yaitu Hadrah Hotel yang berada berseberangan dengan Hotel Hermes menghabiskan sekitar 100 ribu. Perjalanan menuju ke Banda Aceh lumayan jauh namun jangan dibayangkan seperti di Surabaya yang macet ya, disana meskipun jarak lumayan namun waktu tempuh masih cepat sekitar 30 menit.
Hotel Hadrah cukup menarik karena hotel ini sebenarnya berada di atas kedai atau cafe kopi. Sehingga bagi anda yang suka kopi lumayan ada kafe dibawahnya tidak perlu pergi terlalu jauh. Namun karena saya bukanlah penikmat kopi sehingga tidak memutuskan mencoba, sayang sekali memang jauh-jauh ke aceh tapi tidak minum kopi aceh. Setelah istirahat dan sholat, kemudian iseng-iseng cari tujuan wisata atau kuliner yang masih buka berhubung saat itu sudah sekitar jam 17.00 sore ya. Oh ya jam 17.00 sore mungkin kalau di Surabaya seperti jam 15.00 masih cukup panas dan terik, karena disana Maghrib pun diatas jam 19.00 dimana di Surabaya pada pukul segitu sudah masuk ke waktu Isya.
Tujuan pertama kita Mie Goreng paling terkenal di Banda Aceh, menurut beberapa orang yang me-review nya, Mie Rajali ini yang paling enak dan terkenal... (bersambung)
_Surabaya_11_01_2019_
No comments:
Post a Comment