Lama, tak menulis blog ini sedikit banyak mempengaruhi ide-ide yang
biasanya bisa meluncur dengan cepatnya. Setiap kata menjadi sulit dan tak
beraraturan. Mungkin inilah yang dikatakan menjaga itu lebih sulit daripada
merebut. Istiqomah dalam agama saya, bukanlah hal yang mudah memang. Posting
terakhir saya pada April 2011, berarti 7 bulan lalu, hampir setengah tahun tak
menulis memang berat terasa, padahal tulisan ini menjadi sebuah inspirasi dan
rekreasi.
Dibawah ini secara singkat saya ceritakan perjalanan 7 bulan ini.
Akhirnya bulan Mei kemarin memulai internship, sebuah proses akhir untuk
menjadi dokter umum Indonesia yang sesungguhnya. Mengapa sesungguhnya? Karena
setelah ini saya (Insya Allah) bebas menentukan karir, memilih rencana ke
depan, mengambil PPDS, ataupun yang lain. Dan akhirnya saya menemukan juga
teman-teman yang dahulu tidak akrab, di kelompok kecil saya. Mau dikata apa
atau tidak (masih ruwet kata-kata di
otak saya), ternyata memang akhirnya membentuk komunitas dan kedekatan
tersendiri. Mojokerto, dan akhirnya sayapun pertama kalinya kos, meski hanya
ditempati satu atau dua hari.
RSUD RA Basoeni menjadi tempat kerja dan mengabdi saya setahun ini, poli
4 bulan pertama telah terlewati dan akhirnya sekarang berada di UGD RA Basoeni.
Lelah memang jika kita tidak ikhlas, apalagi memang dalam tanda kutip inilah
pengabdian yang sesungguhnya, dengan gaji yang bisa dibilang pas-pasan. Namun,
apapun itu dengan disyukuri ternyata nikmat juga. PP Surabaya-Mojokerto, naik
bus mira/sk/ss seakan menjadi petualangan tersendiri. Saya ingat betul
hari-hari sebelum internship saya ingin sekali naik bus ke yogja, solo, dulu
hal yang sangat sering. Itulah mengapa saya begitu familiar dengan bus-bus
semacam EKA/MIRA/SUMBER KENCONO dan MILA SEJAHTERA pada saat itu. Akhirnya
sekarang hampir tiap hari melewati jalanan bersama mereka. Meski terkadang
serem juga mendengar nama-nama bus yang menjadi legenda karena ke-ngawur-annya di jalanan.
Bicara mengenai bus-bus tadi, saya jadi paham bahwa bus-bus tadi bukan
hanya menjadi sumber kehidupan bagi sopir, kondektur, kernet dan manajemen
bus-bus tadi. Ada banyak pengamen, pedagang asongan yang menggantungkan
hidupnya pada bus-bus tadi. Itulah ketika banyak orang bicara minta ijin salah
satu “PO” dicabut, tentu saya tidak setuju dan mengerti karena kerugian yang
diakibatkan juga sangat besar dampaknya. Perbaikan tentu harus ada, agar
sama-sama menguntungkan. Aman di jalanan, dan mereka yang menggantungkan
hidupnya pada bus-bus tetap dapat bekerja.
Terima kasih telah membaca tulisan yang memang tidak terbentuk, karena
masih berusaha recovery dari tidur lama. Salam sukses untuk kalian semua.
menjalani setia detik-detik waktu dengan perjuangan dan keikhlasan,agar tetap survivi di mnapun kita berada...menjdi pemenang dalm hidup adalah kebanggan yang tiada tara bandingannya,,,
ReplyDelete