Sunday, November 20, 2011

Tulisan tak Berbentuk

Lama, tak menulis blog ini sedikit banyak mempengaruhi ide-ide yang biasanya bisa meluncur dengan cepatnya. Setiap kata menjadi sulit dan tak beraraturan. Mungkin inilah yang dikatakan menjaga itu lebih sulit daripada merebut. Istiqomah dalam agama saya, bukanlah hal yang mudah memang. Posting terakhir saya pada April 2011, berarti 7 bulan lalu, hampir setengah tahun tak menulis memang berat terasa, padahal tulisan ini menjadi sebuah inspirasi dan rekreasi.

Dibawah ini secara singkat saya ceritakan perjalanan 7 bulan ini. Akhirnya bulan Mei kemarin memulai internship, sebuah proses akhir untuk menjadi dokter umum Indonesia yang sesungguhnya. Mengapa sesungguhnya? Karena setelah ini saya (Insya Allah) bebas menentukan karir, memilih rencana ke depan, mengambil PPDS, ataupun yang lain. Dan akhirnya saya menemukan juga teman-teman yang dahulu tidak akrab, di kelompok kecil saya. Mau dikata apa atau tidak (masih ruwet kata-kata di otak saya), ternyata memang akhirnya membentuk komunitas dan kedekatan tersendiri. Mojokerto, dan akhirnya sayapun pertama kalinya kos, meski hanya ditempati satu atau dua hari.

RSUD RA Basoeni menjadi tempat kerja dan mengabdi saya setahun ini, poli 4 bulan pertama telah terlewati dan akhirnya sekarang berada di UGD RA Basoeni. Lelah memang jika kita tidak ikhlas, apalagi memang dalam tanda kutip inilah pengabdian yang sesungguhnya, dengan gaji yang bisa dibilang pas-pasan. Namun, apapun itu dengan disyukuri ternyata nikmat juga. PP Surabaya-Mojokerto, naik bus mira/sk/ss seakan menjadi petualangan tersendiri. Saya ingat betul hari-hari sebelum internship saya ingin sekali naik bus ke yogja, solo, dulu hal yang sangat sering. Itulah mengapa saya begitu familiar dengan bus-bus semacam EKA/MIRA/SUMBER KENCONO dan MILA SEJAHTERA pada saat itu. Akhirnya sekarang hampir tiap hari melewati jalanan bersama mereka. Meski terkadang serem juga mendengar nama-nama bus yang menjadi legenda karena ke-ngawur-annya di jalanan.

Bicara mengenai bus-bus tadi, saya jadi paham bahwa bus-bus tadi bukan hanya menjadi sumber kehidupan bagi sopir, kondektur, kernet dan manajemen bus-bus tadi. Ada banyak pengamen, pedagang asongan yang menggantungkan hidupnya pada bus-bus tadi. Itulah ketika banyak orang bicara minta ijin salah satu “PO” dicabut, tentu saya tidak setuju dan mengerti karena kerugian yang diakibatkan juga sangat besar dampaknya. Perbaikan tentu harus ada, agar sama-sama menguntungkan. Aman di jalanan, dan mereka yang menggantungkan hidupnya pada bus-bus tetap dapat bekerja.

Terima kasih telah membaca tulisan yang memang tidak terbentuk, karena masih berusaha recovery dari tidur lama. Salam sukses untuk kalian semua. 

1 comment:

  1. menjalani setia detik-detik waktu dengan perjuangan dan keikhlasan,agar tetap survivi di mnapun kita berada...menjdi pemenang dalm hidup adalah kebanggan yang tiada tara bandingannya,,,

    ReplyDelete