Berita positif bisa membawa pikiran yang positif, dan pada akhirnya akan membawa semangat positif juga dalam berkarya. Sebaliknya berita yang cenderung negatif bisa membawa ke pikiran negatif, sikap curiga, iri dan akhirnya juga akan membawa ke banyak kejahatan. Saya sejak jaman SMA lumayan tertarik juga tentang media, pernah dulu buat Karya Tulis Ilmiah jaman SMA topiknya simpel juga tentang pengaruh media terhadap gaya hidup konsumtif. Bahkan tulisan di blog saya juga banyak tentang peranan media (berita positif) dan pengaruhnya dalam perkembangan bangsa ini. Coba bayangkan jika media mengangkat tentang kesuksesan kita menjadi juara Olimpiade Fisika Tingkat Internasional, Keberhasilan peneliti kita menemukan vaksin atau obat obatan baru, Keberhasilan dokter kita melakukan operasi yang sulit, Kemandirian insinyur kita dalam menerapkan teknologi canggih, Kemenangan Team Bulutangkis kita menjadi Juara Dunia beberapa waktu lalu. Jika semua itu ada, maka akan banyak warga negrara yang punya pikiran positif, semangat yang positif dan tentu akan membawa perbaikan dalam bangsa ini. Coba hitung mulai besok berapa banyak headline media kita berita positif dan negatif?
Oke, kembali ke judul diatas. Perdangangan bebas, baik barang dan jasa tentu selalu menjadi berita yang menyeramkan di Indonesia. Coba kita baca dan dengar tulisan di media atau komentar yang ada, bagaimana jika nanti ada perdagangan bebas, bisa habis produksi kita, bagaimana barang kita bersaing, dsb. Banyaknya berita dan komentar negatif tersebut, membawa lagi ke pikiran negatif yang justru semakin menjatuhkan semangat kita. Dalam perdangan bebas berlaku hukum resiprokal, timbal balik, kalo negara asing dalam perdangangan bebas bisa bebas mengirim apapun ke kita, kita juga punya hak yang sama. Dalam artian peluang kita untuk berkarya dan bahkan berkarir dimanapun juga semakin besar.
Apakah kita mampu? Jangan salah, Indonesia negara hebat. Kita semua, saya yakin, baik engineer, doctor, dan profesional yang ada di negara ini dibentuk dalam kondisi yang tidak ideal. Kita sangat paham bahwa negara kita minim dalam fasilitas, minim dalam dana, dsb. Tapi kenyataan banyak juga kan karya luar biasa yang dilakukan oleh profesional kita. Mungkin sudah banyak mendengar seorang dokter yang dengan banyak keterbatasan di daerah mampu menolong pasien pasien yang dalam nalar negara maju pasti tidak mungkin. Tanpa alat, tanpa fasilitas. Begitu pula, rasanya tidak mungkin insinyur kita menemukan teknologi baru karena alat kita minim. Tapi kenyataannya apa? Masih sangat banyak teknologi teknologi baru yang ditemukan anak bangsa meski dengan keterbatasannya.
Apa artinya ini semua? Coba bayangkan jika profesional kita dengan fasilitas yang ala kadarnya bisa sehebat itu, bagaimana jika dengan fasilitas yang lengkap. Kita anggap negara asing punya fasilitas lengkap, saya yakin jauh berprestasi dan akan sangat jauh dihargai profesional kita, baik insinyur, dokter, dan profesional lain. Mudahnya seperti ini, jika kita dengan alat ala kadarnya bisa menolong orang yang harusnya tidak tertolong bagaimana jika dengan alat sangat lengkap. Jika dengan fasilitas IT yang minim kita bisa membuat software yang diakui dunia bagaimana jika fasilitas IT nya sungguh lengkap. Saya yakin akan sangat luar biasa. Contoh lebih mudahnya seperti ini, jika kita anggap Indonesia motor manual dan asing motor matik, atau mobil dengan transmisi manual dengan mobil transmisi matik, maka sudah pasti akan sangat lebih mudah beralih dari manual ke matik, kesulitan yang dihadapi jauh lebih sedikit dibanding dengan mereka yang sebaliknya.
Intinya, jangan takut dengan pasar bebas. Pun, dengan kemungkinan dokter asing, insinyur asing, apapun itu. Kalo mereka bisa masuk, kita bisa juga loh masuk ke sana. Tetap tingkatkan kualitas diri, profesionalitas, dan selalu belajar maka saya yakin kita semua akan menjadi profesional Indonesia yang diakui dunia. Anda mau kerja dimanapun, dunia akan membutuhkanmu. Jadi tetap berpikiran positif, semangat, dan pastikan dunia dalam genggamanmu kawan.
Maju terus Indonesiaku..
No comments:
Post a Comment