
Beberapa hari lalu, Alhamdulillah saya juga menerima sebuah anugrah yang berupa kelulusan dalam tingkat pendidikan strata-1 atau sarjana. Jika melihat saudara kita di banyak tempat masih banyak yang putus sekolah bahkan hanya sampai tingkat SD, ataupun lebih parah dari itu tidak merasakan nikmatnya pendidikan ini. Kita kadang lupa dengan nikmat ini, sudah diberikan sebuah kepercayaan luar biasa dan kesempatan dari orang tua kita, terkadang kita masih menyia-nyiakan dengan tidak memanfaatkan waktu kuliah kita sebaik-baiknya. Kesempatan ini tidak akan terulang saudaraku, jangan lewatkan kesempatan detik ini, nanti, dan esok, sampai kapanpun ada kesempatan untuk belajar. Selagi keadaan memungkinkan, jangan pernah sia-siakan ini.
Orang tua kita, janganlah pernah kita lupakan. Mereka hanya ingin kita bahagia, bukan yang lain. Berapa banyak uang, keringat yang mereka relakan demi kebahagiaan kita. Namun, apa yang telah kita berikan bagi mereka, cacian, makian, atau bahkan menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan kepada kita. Kapan terakhir kali kita berkata maaf, sayang dan mencium orang tua kita. Dan kapan terakhir kali kita melakukan terhadap kekasih kita. Pernahkah kita mengkhawatirkan orang tua kita, dibandingkan kita mengkhawatirkan kekasih anda. Lebih dari itu, pernahkah kita berusaha menemani orang tua kita ketika sendiri di rumah, atau kita lebih memilih bersenang-senang tanpa menghiraukan mereka yang sangat mulia. Siapkah kita ketika kita tua nanti mendapatkan pelakuan serupa, siapkah kita ditinggal sendiri dalam keadaan lemah di hari tua kita nanti oleh anak-anak kita. Saya yakin jawabannya tentu tidak, ketika kita mau berbagi dan menghargai kedua orang tua kita, Insya Allah kelak di hari tua kita kita pun akan mendapatkan hal serupa. Ingat saudaraku, hidup ini kita tak selamanya muda, kita akan tua dan kembali ke hadapannya kelak.
Saudara kita, kita mungkin sudah melupakan tradisi luhur bangsa ini. Ya salah satunya ikatan kekerabatan, siapa nama-nama sepupu anda, masih ingatkah kita, atau kita sudah melupakan mereka semua. Kekayaan kita, nama baik kita, kecantikan bahkan ilmu yang kita miliki tidaklah abadi. Ketika Allah menghendaki itu hilang, apa yang mau kita lakukan. Jadi janganlah ketika kita berada dalam kebahagiaan kita lupakan saudara kita yang sedang kesusahan. Apalagi kerabat dekat kita. Sesungguhnya mereka lebih membutuhkan uluran tangan kita sebelum kita membantu yang lainnya. Jangan selalu merasa lebih kuat, lebih hebat, lebih pandai, lebih cantik, lebih tenar, dst.. karena itu hanya pendapat kita, yang tentu saja kita tidak akan tahu apa yang orang lain katakan tentang kita jika hanya membanggakan diri, tanpa sebuah karya yang sesungguhnya.
Kekasih, istri atau siapapun pasangan kita. Janganlah kita merasa lebih hebat, lebih hebat, lebih baik, lebih diperlukan dan sebagainya. Mungkin saat ini kita sedang cakep-cakepnya atau cantik-cantiknya (kalau boleh berkata layaknya anak muda jaman sekarang), kita bisa saja mengkhianati pasangan kita, cari sebanyak-banyaknya, buat bersenang-senang saja. Karena kita merasa kita berada di atas. Sadarkah kita, apabila hal ini kita terima dalam kesempatan yang lebih tinggi. Ketika pengkhianatan kita nanti dibalas suami atau istri kita kelak di pernikahan, apakah kita tidak akan hancur melebihi hancurnya perasaan orang yang kita sakiti dulu. Yah, meski semua orang berhak untuk memiliki dan memilih, berusaha untuk tetap menjaga sikap, perasaan dan rasa yang tulus Insya Allah akan mendapatkan balasan yang baik. Andaikan bukan dengan dia, pasti akan ada yang lebih baik dari itu yang dikirimkan untuk Anda.
Saudara kita yang kurang beruntung, banyak sekali hal ini yang kita tak pernah bayangkan. Mungkin mereka yang terbaring lemah di rumah sakit, mereka yang kehilangan keluarganya. Mereka yang harus diusir dari pekerjaannya sebagai PKL. Mereka yang menangis di pinggir jalan. Mereka yang harus tidur beratapkan langit. Mereka yang tertimpa musibah. Mereka yang senantiasa mengharapkan keadilan dan kebahagiaan layaknya yang kita semua rasakan. Jangan pernah lupakan mereka, dan kita pun tak akan dilupakan oleh kebahagiaan. Ketika kesombongan dan keegoisan diri menjadi budak, sesungguhnya keresahan hati dan hilangnya kebahagiaan tinggal menunggu waktu. Percayalah, kita akan merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya ketika kita mampu berikan yang terbaik bagi orang-orang yang membutuhkan, bagi orang-orang yang kita sayangi. Insya Allah akan tetap indah jalan hidup ini. Semangat dan terus berjuang Saudaraku, hingga akhir kita kelak.
No comments:
Post a Comment