Seorang anak muda sedang duduk
menanti kereta yang akan membawanya pergi ke kota tujuan. Dari kejauhan ada
bapak bapak yang kebingungan. Bapak itu menghampirinya, dia menawarkan jam
tangannya kepada anak muda. “Nak, tolong bapak, bapak tidak punya uang untuk
pulang”, kata bapak itu. Lantas dia bercerita jika istrinya sakit dan dia harus
segera pulang, namun tidak ada uang yang tersisa di sakunya. Bekalnya sudah
habis, bahkan ia bercerita jika semalam terpaksa menginap di stasiun. Ada rasa
iba di hati anak muda tersebut.
“Pak, berapa kira-kira uang yang
bapak perlukan?”, “kira 25 ribu nak, 5 ribu untuk naik kereta ini, dan 20 ribu untuk
naik ojek, karena rumah bapak jauh sekali.” “Maaf pak, saya hanya punya uang 30
ribu, uang lainnya untuk bekal saya pulang juga pak”. Tidak apa2 anak, ini
silahkan bawa jam tangan bapak”. Tak perlu pak, bawa saja jam tangan bapak,
bawa aja uang ini untuk bekal bapak, syukur masih bisa untuk makan bapak siang
ini.” “ Semoga Allah membalas kebaikanmu nak”. “Amin..” Tak pernah disangka
bahwa uang itu akhirnya dikembalikan dalam jumlah yang berlipat lipat beberapa
hari kemudian. Anak muda itu mendapatkan hadiah dari sebuah bank, berupa barang
yang nilainya jauh lebih besar.
Hikmahnya: Terkadang kita bisa
menghabiskan uang jutaan rupiah hanya untuk sekedar barang yang tidak penting,
namun ketika kita memberikan uang puluhan ribu untuk amal kebaikan terasa sangat
berat. Tidakkah kita sadari uang yang kita berikan untuk amal kebaikan tak akan
pernah berkurang, bahkan akan dikembalikan berlipat lipat, baik di dunia
apalagi kehidupan setelahnya.
No comments:
Post a Comment