-Hormati dan Hargai Tetangga-
Salah satu budaya Indonesia yang mungkin mulai tergerus jaman adalah rasa hormat, saling tolong menolong dengan tetangga. Kehidupan modern banyak membuat kita lebih individualis, disadari atau tidak. Padahal dalam kenyataan manusia tetaplah manusia, makhluk sosial yang butuh teman. Orang yang mungkin pertama kali akan menolong kita jika ada masalah ya tetangga.
Coba misal ketika ada kebakaran di rumah, apa mungkin kita akan menunggu pemadam kebakaran tiba, baru dipadamkan. Tetangga anda pasti yang akan menolong anda duluan. Ketika anda sakit dan seorang diri, maka tetangga anda yang akan membawa ke dokter. Beberapa jam lalu baru merasakan kisah nyata bahwa begitu hebatnya sikap tolong menolong kita, di tengah arus modernisasi ini, masih ada tetangga yang sangat perhatian dengan membawa nenek tua sebelah rumahnya untuk berobat. Nenek itu hidup seorang diri, tidak ada suami ataupun anak. Coba kalo tidak ada tetangga yang peduli mungkin akan terus menderita seorang diri.
Hikmahnya:
Disadari atau tidak, banyak dari budaya kita yang baik. Salah satunya menghormati tetangga. Tidak semua budaya asing baik, dan tidak pula semua budaya kita buruk. Namun, ketika ada yang memang baik menurut hati nurani anda, maka itu baik. Seorang Ari Ginanjar, pecentus ESQ, mengajarkan rumusan 165. Salah satu yang paling inti (1) dalam sikap adalah hati nurani, kebenaran, nilai universal. Maka jika anda bingung baik atau tidak, ada pandangan universal di dalam hati manusia yaitu nurani tadi. Jika mungkin nurani kita tidak bisa berkata mana baik mana buruk, berarti hati kita sudah banyak dikotori oleh penyakit hati.
No comments:
Post a Comment