Cashless society bisa diartikan kehidupan masyarakat yang tidak lagi menggunakan uang tunai. Saat ini Indonesia sedang berkembang menuju arah cashless society. Disadari atau tidak, alat tukar semakin berkembang dari masa ke masa. Dulu kita mengenal sistem barter, barang dagangan langsung ditukar dengan barang yang lain. Beras 1 kg ditukar dengan sayuran dan lain sebagainya. Kemudian berkembang uang, duit, yang masih kita kenal hingga saat ini. Uang diperkenalkan oleh bangsa penjajah pada masanya. Mata uang asing lah yang saat itu berlaku di Indonesia. Mata uang portugis yang pertama kali pernah dipakai di Indonesia, dan setelahnya ada mata uang dari bangsa Belanda yang semakin berkembang karena adanya kongsi dagang masa itu yaitu VOC.
Uang yang kita kenal saat ini sudah banyak berubah. Mata uang kita dahulu senilai 1 rupiah, 5 rupiah namun kini telah mencapai ratusan ribu. Ini berarti inflasi kita yang sudah sangat luar biasa. Seharusnya jika Indonesia bisa menjaga inflasi atau bahkan jika perlu deflasi maka tanpa adanya kenaikan gaji tiap tahunnya masyarakat kita akan jauh lebih sejahtera. Kembali ke topik cashless society. Secara prinsip memang seharusnya memudahkan antara pembeli dan penjual, pengguna dan penyedia jasa.
Beberapa layanan cashless yang sudah banyak kita kenal kartu debit, kartu kredit, kartu prabayar, ecash, paypall dan banyak lagi yang lain. Pengalaman saya menggunakan layanan tersebut lumayan beragam (kecuali kartu kredit, belum pernah). Kartu debit saat ini nilai minimal transaksi nya sudah sangat minim beberapa hanya meminta hingga 20 ribu, namun rata rata masih diangka 50 ribu rupiah. Kartu prabayar seperti flazz, mandiri prabayar bisa digunakan untuk transaksi tanpa nilai minimum. Saat ini berkembang metode baru penggunaan smartphone seperti layanan ecash, dan NFC yang lebih canggih. Ecash sendiri memungkinkan orang yang tidak memiliki rekening bank untuk saling transfer dan mengambil uang nya di atm. Sedangkan NFC memerluka chip khusus dan teknologi tinggi yang baru ada di smartphone canggih.
Salah satu tetangga kita yang sudah menerapkan cashless ini Singapura misalnya. Pembayaran transportasi, baik ERP (jalan raya berbayar), MRT, Bus, Taxi dengan menggunakan satu kartu ez-link. Cukup dengan didekatkan ke sensor maka otomatis membayar transportasi tersebut. Di Indonesia sudah diterapkan pada Commuter line dan Transjakarta. Hal serupa juga sudah diterapkan pada Trans Jogja dan Batik Trans di Solo. Sayangnya belum semua kota menerapkan hal ini. Salah satu manfaat dari cashless ini adalah mengurangi adanya kemungkinan korupsi, atau pungutan liar. Manfaat lainnya pengguna dan penjual tidak direpotkan dengan adanya uang recehan seperti yang selama ini terjadi. Jadi mungkin suatu hari nanti kita tidak lagi memberikan uang saku pada anak kita, tapi kartu yang bisa kita monitor berapa jumlahnya dan jajanan apa saja yang telah dibeli.
No comments:
Post a Comment